El Milagro De La Vida Del Autor

Bagiku seni adalah titik, biarkan sejenak kulukis indahnya dunia ini dengan titik-titik yang bermakna.

May 13, 2018

Lingkaran Kebaikan Itu Benar-Benar Ada

by , in
source : www.unsplash.com

Mulai detik ini aku makin percaya bahwa lingkaran kebaikan itu benar-benar ada.  Ketika kamu memulai hidup dengan titik kebaikan, maka suatu hari titik itu akan kembali lagi kepadamu, baik secara langsung maupun tidak, baik dengan cara yang sama maupun dengan cara yang sudah disetting sebaik mungkin.
Kisah itu berawal dari 2 Hari yang lalu. Saat akhirnya rasa penasaran membuatku bertanya kepada ibu tentang foto seorang kakek tua yang sering di posting oleh  pimpinanku. Dalam postingannya dia menyebut pria tua yang tampak masih segar bugar itu merupakan ayah kandungnya. 
Pertama kali melihat kakek tersebut aku langsung bergumam " sepertinya aku mengenal orang ini, atau boleh jadi ini hanya halusinasi yang sering menyesatkan ingatan. Sepertinya aku pernah bertemu beliau atau boleh jadi karangan semu imaginasiku."
Aku memutuskan untuk tidak mencari tahu karena  aku rasa tidak penting, kecuali sebagai informasi tambahan bahwa beliau merupakan keluarga dari pimpinanku. Berbekal pengetahuan awam tersebut, aku melalui bulan demi bulan dengan menghiraukan rasa penasaranku tersebut hingga alarm pemberhentian siap-siap dibunyikan lantang. 
'kringg!!! Selamat, setelah berpengalaman selama dua tahun, anda dinyatakan lulus ujian dari kantor ini, silahkan kembali ke pangkuan ayah dan ibumu'.
Sebelum mendengarkan speech terbaik dalam proses pem-phk-an, rasa penasaran kembali menggelitikku. Sepertinya ada informasi tambahan yang muncul dari memori 8 tahun silam yang membuatku mesti bertanya kepada ibuku. Bisa jadi aku memang mengenal dan pernah bertemu kakek itu. Karena dalam ingatan tersebut sepertinya aku pernah melihat pria yang sama sedang duduk dibalik meja sebuah toko peci di daerah Bukittinggi. Garis-garis keriput yang dimiliki pria itu serta tatapan matanya hampir sama dengan kakek tua yang kulihat di Facebook.
Sore itu kuputuskan untuk menyimpan beberapa foto dan mengirimkannya ke grup keluarga yang isinya hanya kami bertiga, aku Vina dan Nola. 
"Tolong tanyain ke Ibu, Siapa orang ini." Tidak lama kemudian kukirim lagi foto dengan angle yang lebih dekat dan jelas.
Beberapa menit berselang, muncul balesan di grup dari Vina. "Kata Ibu itu datuk Lami"
 Tiba-tiba pria tua di toko peci itu terlintas dalam ingatanku. Kalau itu benar orang yang disebutkan, berarti selama ini aku bekerja untuk anak seorang yang sudah tidak asing bagi keluargaku. Dan aku kembali tersentak ketika ingat nama kakek tua di Facebook itu Ruslami,
Seingatku, Almarhumah Emak (panggilan nenek) pernah bercerita bahwa di masa kecil ia memiliki 2 orang teman. Bersama teman-temannya ini beliau sering mencari kayu bersama untuk kemudian digunakan oleh orang tua masing-masing bertanak nasi atau memasak di tungku, kadang juga dijual. Dan orang yang dimaksud nenekku adalah Datuk Lami alias ayahanda dari pimpinanku.
Sembari menghubung-hubungkan ingatanku, ibu langsung menelpon. Aku yakin tujuannya pasti untuk membahas obrolan kami di grup karena jawaban, " Kakek ini orang tua dari pimpinanku."
Persis dugaanku, ibu langsung histeris. Beliau tidak menyangka sama sepertiku bahwa selama ini aku bekerja pada anak seseorang yang kami kenal baik, sahabat kecil nenekku.
"Kok pas udah terakhir kita baru tahu ya kalau pimpinanmu itu anak temen Emak?"
"Makanya aku juga bingung Bu."
"Nanti terakhir sampaikan terima kasih, dan kenalkan diri bahwa kamu cucu dari sahabat orang tua beliau."
"Iya bu."
Sampai saat ini aku masih takjub dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan hari ini dan siapa orang terpilih yang kita daftarkan dalam kehidupan, sesungguhnya itu merupakan gerbang yang akan menyambut kita di masa depan. Berteman dengan orang baik, sampai kapan pun kita akan menjadi baik. 
Lingkaran kebaikan itu benar-benar ada, Kawan. Jangan berhenti menanam kebaikan meski kamu harus tertatih berpeluh letih. Kalau bukan hari ini, walaupun nafas sudah terhenti kebaikanmu masih hidup dan abadi di bumi. Karena warisan yang paling berharga bukan hanya harta yang dapat ditimbang atau diukur, namun kebaikan yang mendatangkan kebermanfaatan bagi seluruh penduduk bumi.





April 05, 2018

Ujian Bukan Tentang Apa Masalahnya, Tapi Bagaimana Menyikapinya

by , in
source : www.unsplash.com

Persis suasana ketika matahari tergelincir ke arah barat, ketika bayangan menyentuh nadir malam, pada saat itu sebuah pelajaran diturunkan oleh Sang Penguasa Malam melalui sebuah cerita yang dibawa oleh seorang teman.
Hampir 2 tahun tidak bertatap muka, dan hampir pula aku sempat tidak percaya bahwa orang yang ada dihadapanku itu adalah teman yang dulu sering main ke ruanganku untuk sekedar bercengkrama. Tatapannya sayu, garis hitam dibawah matanya menandakan bahwa ia terbiasa menemani rembulan sepanjang malam. Lama kutatap ia sembari membicarakan pengalaman baru yang kita temui selama tidak bertemu. Dan disela percakapan aku terus mengamatinya. Aku rasa jarum timbangan tidak bergairah untuk sekedar bergeser ke kanan jika ia berdiri diatasnya.
Karena sudah tidak lama bertukar cerita, aku berusaha menjaga ucapanku agar dia tidak tersinggung atau terbebani sampai kepikiran.
Sampai akhirnya aku berani bertanya, " Terakhir setahu aku kamu sakit ya? Kamu udah sembuh kan?"

"Alhamdulillah udah".

Dia mulai menjemput kenangan itu. Dia menceritakan bahwa beberapa tahun lalu ia terkena sakit paru-paru. Menurut diagnosa dokter penyakitnya cukup parah, hanya semangat dan izin Tuhan yang bisa mengubah takdirnya. Berbulan-bulan dia terbaring sakit, menenggak obat dengan dosis tinggi untuk membunuh penyakit. Berdasarkan ceritanya, pasien sepertinya banyak yang kalah dan akhirnya meninggal karena tidak kuat menahan efek samping dari obat tersebut.
Alhamdulillh dia berhasil melewati masa sulitnya, meskipun sekarang masih ada guratan masa lalu yang tersisa, sebagaimana yang sangat kuperhatikan diawal mula pertemuan kami. wajahnya masih lesu dan tubuhnya ringkih.

'Waktu mengerjakan skripsi aku benar-benar nggak kuat lagi. Aku bahkan udah bilang ke dosenku kalau aku nyerah. Tapi ketika aku inget lagi bagaimana perjuangan orang tua buat aku dan juga menyadari bahwa semua orang menyemangatiku, akhirnya aku bangkit. Meskipun setelah itu aku berjuang antara hidup dan mati untuk bisa sembuh seperti sekarang.'

Tidak cukup hanya sekedar perjuangan untuk sekedar bernafas lega, masalah baru muncul silih berganti menghampiri gadis tegar ini. Meskipun dari tatapannya masih tergurat bagaimana kekecewaannya terhadap hal tersebut, namun tidak ada dendam yang ia pendam.

'Kecewa pasti, sedih iya, tapi hidup ini terlalu indah untuk semua kekecewaan dan kesedihan itu. Kamu tau efek samping dari minum obat dengan dosis seperti itu? Aku jadi lupa sebagian memori aku. Meski demikian aku percaya itulah cara Allah memberikan lembar kehidupan yang baru buat aku. Aku dilupakan karena Allah mau aku hidup bahagia'

Jantungku bergemuruh hebat, rasanya leherku bengkak dan sakit, bahkan membuatku ingin menangis. Ya Allah sesungguhnya aku hanya tersandung kerikil namun mengaduhnya sudah seperti dihimpit batu. Aku hanya terpapar matahari namun jeritannya seolah seperti dibakar bara api.

'Ema dengan ujiannya berjuang untuk bernafas. Dia berjuang agar bisa melihat senyum yang memudar di bibir orang tuanya, dia berjuang agar bisa bertemu teman-temannya dan membuat kenangan baru bersama mereka. Ia ingin merasakan bagaimana bisa mendedikasikan keahlian akademiknya di dunia kerja. Sedangkan aku hanya di uji dengan kesempatan untuk memperluas pergaulan dan menyambung kembali silaturahim dengan orang-orang disekitarku yang mungkin selama ini sempat tidak sempat untuk sekedar menyapa  hai kamu apa kabar? sehat?' gumamku yang ternggelam dalam pergulatan batinku.

"Em, terima kasih ya. Siapa sangka, setelah lama nggak ketemu. Namun sekalinya ketemu aku ngerasa benar-benar bersyukur. Mungkin kamu tidak bermaksud menggurui aku, tapi pengalaman dan perjuangan kamu mengajari aku sebuah pelajaran yang berharga. Ini cara Allah ngasih tau ke aku Em, bahwa ujian atau cobaan yang datang ke aku hanya cara Dia agar aku semakin dekat kepada-Nya"
Ujian bukan tentang apa masalah yang menghampiri kita, tapi bagaimana kita bisa berlapang dada menghadapinya, lalu tidak menaruh dendam atau sesal setelahnya. Namun yang terpenting dari semua itu adalah biarkan Allah terlibat dalam setiap urusan kita. Perbanyak istighfar, iringi dengan bersabar dan tawakkal.




March 20, 2018

Komposisi Fotografi bersama Mozilla Indonesia

by , in
Hai para skripsi fighter, ketemu lagi sama gue aktifis skripsi yang sok mirip dosen pembimbing. Ciye-ciye yang udah majang foto bunga krisan di sosmed sambil pake selempang pra wisuda. Selamat ya, akhirnya tidak melumut jadi mahasiswa. Dan selamat berlaga di dunia nyata. Buktikan senjata S.E, ST, SH dan S-lain yang lo punya saat ini jadi yang terampuh untuk mengebom bardir angka pengangguran di bumi Indonesia.

Kali ini boleh kan gue sharing sedikit ilmu yang sebenarnya bukan keahlian gue tapi gue interest banget di bidang ini. Sebelumnya gue mau ijin ke kuncen Art yang masih belum sering nongkrong di blog ini karena lagi konsentrasi ama kesah-kesah di webtoon dan mendonasikan kuota 500 mb perhari ke Youtube demi ngeliat naruto, kuroko dan para koko yang lain, Vita gue minjem lapak fotografi. *muaaach

Sekarang gue udah nggak di Bogor atau di Sentul karena gue udah hijrah ke Ibu Kota. Dan berhenti gue harap gak ada yang ngeciye-ciyein karena Jakarta juga masih belom bisa menggubah virus gorengan addict yang ditularin Vita selama masih di Sentul. Jakarta cuma mengangkat derajat gue dari pengangguran terhina jadi gembel terhormat.  Nggak apa-apa, yang penting gue bisa survive hidup di dunia yang hanya sementara ini dengan kehalalan dan keikhlasan, ya toyyibaa ya toyyibaa.


Oke guys daripada gue banyak ngomong tapi gak ada isinya, mending sekarang gue langsung aja sharing tentang ilmu yang masih anget keluar dari open ini. Jadi semalem ceritanya gue ke Menteng. Yang pasti gue ke sana bukan buat ikut audi sinetron ala-ala anak geng motor yang sukanya nongkrong pake CBR, bukan-bukan (yang ada juga gue digiles kaya permen karet nempel di ban motor). Perjalanan ke Menteng tujuannya untuk mengunjungi Mozilla Community Space Jakarta yang berlokasi di gedung Cik9, Cikini-Jakarta Pusat. Mau ngapain? Kebetulan Mozilla Indonesia mengadakan pelatihan dasar-dasar fotografi dan tema hari itu "Mengenal Komposisi Foto". Sebagai penikmat seni, kayanya menikmati karya orang aja nggak cukup. Saatnya gue pake tangan sendiri dan mata sendiri buat menjadi angle-angle yang bagus untuk dinikmati mata-mata lainnya. Lagian selama ini gue juga paling rewel masalah komposisi. Gue paling bete bin kesel kalo lagi moto tiba-tiba backgroundnya crowded atau pas gue minta difotoin dan liat hasil jepretannya kaya ga ada tastenya gitu. Ibarat makan sayur tapi garamnya kelupaan. Karena ngerasa ini 'Gueee banget' akhirnya gue main ke Mozilla. Oh ya ngomong-ngomong soal Mozilla disini gue mau klarifikasi sedikit buat orang yang pernah manggil gue "Mba Mozilla", nama gue Novilla ya. meskipun M sama N tetanggaan dan V sama Z karib kerabat tapi artinya itu udah kaya Sumedang ke Kupang, Jauuuh. *TarikIngus
Kata Mas Krisna (XNA Photogrhapy) ada 6 hal yang harus diperhatiin oleh seorang fotografer untuk menciptakan foto dengan komposisi yang keren.
1. Symmetry dan Ballance
source : www.unsplash.com


Dari ilustrasi gambar di atas, kita bisa liat bahwa ruangan antara sisi  kanan dan kiri si objek seimbang. 
2. Rule Of Third

Ini aturan dasar fotografi yang sebenarnya udah lama diterapkan tapi secara pribadi gue baru tau filosifinya semalem. Kata mas Krisna usahain penempatan objek yang kita amati berada di titik-titik law of third. Kaya foto di atas, jembatanya berada di sepanjang kotak sebelah kiri.
3. Framing

source : www.unsplash.com

Pada ilustrasi foto di atas, sang fotografer memanfaatkan jendela sebagai frame
4. Pola Simetris

Pada ilustrasi gambar di atas, dapat kita liat antara sisi kiri atas dan kanan atas seimbang dan simetris.
5. Background
www.unsplash.com

Nyari background yang pas merupakan tantangan yang cukup sulit bagi seorang fotografer, itu kata mas Krisna. Bener banget mas, gue sering kesel sendiri kalo udah yakin komposisinya pas, pas mau cekrek ada kebocoran yang menghalangi keindahan foto. Ini serng terjadi kalo udah dalam suasana yang crowded. Beuh berasa pengen pause dunia sebentar, gue geserin yang ngeganggu truk cekrek sepuasnya. Kalo udah ada yang bocor, nggak mungkin kan foto di crop. Karena seorang fotografer, paling anti kalo fotonya udah di "crop". Soalnya buat ngedapetin hasil yang begitu butuh perjuangan dan tantangan yang luar biasa.
Yang pamungkas ada angle. Kalo untuk soal ini gue nggak tampilin gambar. Karena mas Krisna sendiri mengakui bahwa sebenarnya pada dunia itu bicara masalah taste dan sense. Kadang menurut kita bagus, menurut orang jelek. Untuk menghasilkan angle yang bagus, maka fotografer harus punya taste dan sense yang bagus.
Sebenarnya ada banyak pelajaran yang gue ambil malem itu dan hal itu bikin gue semakin nyadar bahwa kekuatan besar dari suatu pekerjaan dimulai dari memerhatikan hal yang sederhana. Kayanya komposisi itu sekilas remeh, tanpa di teorikan pasti sudah di praktikkan seperti bernafas. Tapi apa gunanya praktik tanpa ilmu, tau bernafas tanpa mempedulikan bagaimana udara sebagai sumber input masuk ke hidung lalu di proses melalui alat respirasi dan keluar dalam output CO2 melalui hidung. Praktik didasari teori yang kokoh akan membuat kita mengerti apa yang akan kita lakukan dan untuk apa kita melakukannya.
Gue seneng banget akhirnya bisa nabung pengetahuan di bidang fotografi. Gue berterima kasih banget sama mentor gue mas Krisna dan komunitas Mozilla Indonesia. Gue Berharap bisa menggali ilmu fotografi lebih banyak lagi di sana.
Terakhir, Gue merasa sedikit berguna terlahir ke dunia ini setelah mas Krisna mengapresiasi jepretan gue sebagai foto dengan komposisi terbaik. Padahal waktu itu gue bingung dan sedikit kurang pede mau ngejepret. Bukan karena orang pake dslr, gue cuma ponsel. Tapi gue masih belum bisa keluar dari keluarga besar Introvert. Diliat dikit doang lagi moto, langsung turunin ponsel trus ngacir keluar pura-pura nyari objek.
Pas giliran bedah foto, gue deg-degan setengah mati berasa mau di adili. Soalnya pas liat foto temen-temen kece badai semua. Tastenya itu lhoh, kaya pizza Italia sementara ketika itu gue ngerasa foto gue rasa Indomie Ayam Bawang. (Laper kan gue)
Tapi dugaan gue salah, mas Krisna suka sama jepretan gue, karena komposisi antara kiri bawah dan kanan atas pas. Katanya foto gue boleh nih dipake sama anak desain grafis buat bikin Quote trus dijual. Entahlah mas, yang jelas jantung gue malam itu mau copot. Malu karena ngerasa (ngerasa doang) diliatin dan agak seneng juga dipuji (baru pertama kali soalnya, biasanya gue kalo gak di bully di hina pikiran gue sendiri).
"Eh tapi ini beneran kamu yang ambil kan?"
"Iya mas.
"Tadi ngambilnya pake mikir dulu atau udah aja jepret. Dan berapa kali ambil tadi"
"Iya tadi mikir dulu ngambilnya. Trus jepretnya cuma sekali."
"Boleh liat aslinya nggak"
"Boleh mas. Tapi ini aja" (Soalnya di gambar selanjutnya ada foto alay mas. Mian, generasi alayers)
"Iya ya. Kameramu berapa mega piksel? Ini nggak diedit dulu kan?"
"Cuma 8 mas. Saya tadi ngaturnya manual mas." (Cek lagi, lah bener manual soalnya gue agak kurang suka yang instan, kecuali kalo kepepet)
"Coba deh cetak fotonya 4 R aja."
"Wah semoga mba Novilla bisa jadi fotografer profesional yah." (Ya Allaaah, gue didoain gituuuu. hik hik nangis berlian)
Pokoknya semalem gue berasa lagi mimpi, trus di seneng-senengin biar nggak merasa "sampah" di muka bumi ini. Sekali lagi terima kasih Mozilla Indonesia.
Biar ga penasaran, nih gue kasih liat penampakannya. Sumpah gue nggak ngedit dah, kamera gue kebagusan kayanya. Gue mah bantu dia doang nyari objek hehehe

source : dok. pribadi



March 20, 2018

Yuk, Kenalan Sama Until Drop Squad!

by , in
source :www.unsplash.com

Kayanya blog ini bukan cuma bersarang laba-laba, tapi sudah dipenuhi telur dinosaurus. Mohon maaf buat para skripsi fighter seantero nusantara ini, gue  udah lama gak bakesah-kesah lagi. Selain karena emang lagi gak ada yang perlu gue ceritain, sekarang "katanya" gue sibuk banget. 
Persis sebulan kemaren, gue sama Della lagi ikut program 'penggelapan' kulit gitu biar makin eksotis. Tapi setelah itu kayanya malam hari gue butuh banget yang namanya lampu stadion biar ga dikira jemuran gentayangan. Gimana enggak gelap banget kaya pantat wajan (jangan dibayangin entar batal), demi 5000 rupiah gue dan tim meregang nyawa di bawah matahari sejengkal. Lo ga tau aja panasnya sentul, udah kaya neraka lagi nguap. Tapi meskipun udah gosong dan uang saku pas-pasan, gue tetep happy. Ibaratkan istilah Ali temen gue "santai, nikmati hidup". Ya gue sangat menikmati waktu selama sebulan kemaren. Karena pada waktu itu gue bener-bener nyadar "ternyata nyari uang itu susah (*read bagi pemasar).

 Mungkin kalo nyeritain  Vita terus, gue khawatir jadi duta blogger dan dikenal banyak orang. Muka -gue kesebar dimana-mana kaya buronan teroris, bahkan salah satu foto gue dipake buat nutupin bolongan pintu WC umum. Gue sih enggak masalah, tapi masalahnya nanti pengguna WC tersebut harus bayar dobel buat BAB plus muntah yang tak tertahankan. Oke baiklah, mari kita tinggalkan Vita "si temen usang" yang masih usefull (Tolong bahasanya) dan segala kesah-kesah konyolnya. Kali ini gue mau ngenalin ke kalian temen-temen baru gue selama survei. Dan gue juga enggak ceritaon della karena mungkin juga dia khawatir mengalahkan kepopuleran Vita, meskipun dia juga bagian dari tim survei ini

Sabda Sang Kuda
Orang ini menurut gue punya tingkat kepedean yang cukup tinggi. Dia satu-satunya "manusia kuda" terpede yang pernah gue kenal. Jika di ukur pake skala likert 1-5, mungkin gue harus bikin kotak baru dan nyonreng angka 9. Kuda? Kalo mau tau banget artinya coba tanya sendiri. Tapi yang jelas itu nama alamnya (katanya sih anak mapala gitu lah).  Namanya boleh Ali tapi sabdanya udah kaya Mario Teguh sebelum nemun jargon "Golden Ways". Menurut Ali, akar masalah yang menjadi polemik tak berkesudahan  mengapa para jomblo sampai jompo belum jadi duo karena ada masalah dengan "public speaking"nya (public speaking!!! itu mau pedekate apa ikut interview kerja?). Dia terus nyalah-nyalahin public speaking gue sama Lulu waktu kami ngobrolin para adik yang udah punya gandengan.

"Communication skills kalee" 

"Enggak, yang bener itu public speaking"

Untung waktu itu belum puasa, jadi gue bebas mau milih minum bensin atau airkamar mandi buat mendinginkan kepala.

Tapi diantara sabdanya, yang sangat fenomenal dan sampai sekarang dijadiin nama tim adalah "Until Drop Team".

Jadi waktu itu ceritanya pas hari kamis kegiatan survei ini dibantuin 3 tim dari UIKA. Peraturannya, tim sudah harus berada di kantor BTTM Tazkia pukul 07.30. Sebenernya tim ini sudah berangkat pagi banget dari kampus mereka, tapi karena jaraknya jauh akhirnya mereka nyampe jam 08.00 di BTTM dan diselingi "drama" kesasar ke kampung sebelah. Karena survei dilakukan dari kampung ke kampung, mereka juga menyimpulkan kalo kantor BTTM juga berada di perkampungan (Nggak apa-apa, anak baru kan?).

Begitu tim nyampe, sang "frozen" tanpa aba-aba mengirimkan sesuatu di grup dan akhirnya gue bingung sendiri nyari guide yang akan diikuti ke lapangan. Sebagai emak yang baik, gue harus memastikan anak-anak gue berangkat duluan dengan selamat. Dan saatnya giliran tim gue. eng ing eng. Telenovela Emiralda, Armando Betty Lapea bin Amigos pun dimulai. Sang guide pergi meninggalkan kami tanpa pesan atau tanda seru.

ngeeeeeeeeeeeng!!!! bimsalabim akhirnya jejak motor dan motornya  udah nggak terdeteksi lagi di jalan raya. Barangkali guidenya terbang menuju langit biru. Gue yang belum tau keadaan di depan nyoba contact salah satu temen dan mereka bilang kalau mereka lagi di mesjid. MasyaAllah, mereka sholat dhuha dulu, teladan! Pas gue sama Lulu nyampe, kyaaaa!! ternyata mereka cuma numpang parkir sambil tengok kiri dan kanan mastiin ada pohon cemara.

"Lhah kok pada disini?" 
"Iya tadi kita udah ngikutin bapaknya. Tapi karena anak UIKA juga ngikutin akhirnya kita nggak ngikutin lagi."
Gue nyoba contact guidenya. Kalo pun gak bisa nyusul majelis pertama, mudah-mudahan majelis kedua bisa ikut survei. Tapi permirsah, gue di omelin mulu sama mbak operatornya "nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!" Waduh jangan-jangan bapaknya ke gunung Salak lagi? Atau ke planet lain! Karena enggak bisa dihubungi akhirnya kami sepakat nungguin di depan mesjid sampe zuhur. Dan pada waktu itulah lahir "until drop". Kotak sabun berterbangan, tahu sumedang rasa granat meledak, air mineral rasa perasan cabe dan seorang penumpang hampir membentuk formasi "Cabe-cabean" karena seseorang terus disalahkan (becanda sih) akibat ngebiarin guide disalip anak UIKA.

"yaah kita jangan break down (gue ingatnya harga saham) dong!" teriak gue pas liat satu temen gue pergi. 
"Iya kita tuh jangan (sampai) until (bubar) drop."  kata Ali dengan pede banget.
"Until drop???? huahahaha" kayanya  public speaking terlalu improve dan dibumbui tingkat kepedean yang lumayan akut.

Lenong "Navigator"
Kalo boleh dibilang, suksesnya mobilitas tim "Until Drop" selama sebulan ini dari satu majelis ke majelis yang lain berkat support dari Hervan a.k.a "Lenong" (Nama alam alam cuy). Selain karena udah khatam jalanan Sentul, dia juga bertugas ngikutin guide lebih awal dari kami semua. Pernah beberapa kali Hervan enggak ikut survei, alhasil, tim yang barengan gue terpaksa bolak-balik 4 kali di tempat yang sama karena kesasar (bukan salah gue yah). Tapinya selama survei dia suka di bully. Entahlah, apa karena suara dia lebih bagus atau masa mudanya lebih berwarna, hanya tuhan jelah yang tau.

Intan sang Wonder Woman
Kalo amerika punya Captain Amerika, Tazkia punya cewek Medan ini. Cewek mana yang nekad ngebut dijalan penuh "kismis" segede tinju orang dewasa. Waktu itu doi pernah jatuh dari motor. Gue sama lulu udah deg-degan ngeliat. Tapi apa, dia bangun tanpa kibas-kibas dulu daaaaan ngeeeeng!! Gue sama lulu langsung ngakak ngeliat dia. Coba kalo gue yang jatoh, udah ngedrama dulu sambil lambai tangan minta bantuan pangeran berlamborghini hehe.

Gue heran sama jalanan di Bogor ini, khususnya di Sentul. Gak ada gitu inisitatif buat ngeruk jalan dulu, didatarin dikit kek, ya setidaknya jangan bikin jalan kemiringangannya hampir 90 derajat. Kalo mulus sih enggak masalah, masalahnya ini udah kaya turunan/tanjakan maut. Gue udah dua kali hampir moonwalk pake motor dijalanan begitu. Salah satunya sama Intan. Untung gue inisiatif langsung turun dan ngedorong motor. Kejadian selanjutnya sepatu sebelah kiri gue kelepas dan kaki sebelah kanan kena injekan motor. Bukannya dikasianin, gue diledekin sama Ali dan Della. Kayanya mereka puas banget ngetawain kesengsaraan gue. Gue nggak kebayang kalo ada banyak orang yang ngeliat waktu itu. Mending gue pura-pura pingsan atau mati sejenak. Yang gue takutin jatuh itu bukan nahan sakit, tapi nanggung malunya. (apaan sih gue lebay banget).

sumber: archive.tabloidbintang.com

Si Barbie baju formal
Enggak tau kenapa, setiap pagi ketemu Lulu anak-anak terutama si kuda sama hervan selalu komenin baju dia. Dibilang mau ke pesta lah, mau jadi guru lah dan bla bla bla. Soalnya pas hari pertama survei, bagian bawah dress Lulu bolong kena knalpot dan sepatunya kotor kena becek. Normal kan kalo dia komplain ama penampilannya, bukannya kasihan si kuda malah ngeledek "makanya jangan pake baju kaya gitu lagi!".

Doken Suaka Margasatwa
Pagi itu gue sama Della dan Lulu ketemu kucing anggora belang tiga. Sebenernya kalo diliatin doang lucu banget sih. Entah karena gue aulurophobia atau mungkin zoophobia, gue enggak berani deket-deket. Udah aja gue anggurin kaya busa bekas mandi.

Pas siangnya gue diajak main ke basecamp "Haihata" (nama mapala kampus gue) sama tim survei yang notabenenya anak Haihata. Udah aja gue ikut. Begitu nyampe basecamp gue sama Della teriak,

"Lah ini kan kucing yang tadi di BTTM?!" 
"Enggak, enggak." sahut si doken yang lagi nyapuin basecamp (Setiap gue sama temen-temen ke beasecamp hal pertama yang dia lakuin adalah megang sapu, kurang rajin apa coba temen setim gue).
Gue nggak percaya jawaban si doken. Orang jelas-jelas itu kucing yang gue liat tadi pagi. Mikro ekspresinya juga mencurigakan.

Pas kita desak-desak terus akhirnya bocah itu jujur,

"Iya ini kucing yang tadi." 
"Lhah itu kan ada yang punya kale." 
"Apaan? orang tadi gue nemu di got lagi nyari makan. Kan kasian. Mending gue bawa pulang. disukaain, dikasih makan." 
Ilustrasi : kompasiana.com
Rasanya gue pengen ngeguncang bahu tuh bocah biar sadar. Coba lo bayangin aja, kucing lagi enak-enak jalan di komplek majikannya, berjalan lenggak-lenggok kian kemari sembari bulunya dikibas-kibas semilir angin dan tiba-tiba dibawa pergi. udah TAMAT!

"Ah kalian parah nih, ini namanya penculikan! Kalo pemiliknya nyariin gimana." Doken sibuk dengan mainan barunya. Seolah-olah dunia ini milik mereka berdua, gue sama yang lain cuma tanah kosong yang bisa dipake buat ber*k buat si kucing.

Beberapa minggu setelah aksi penculikan, gue denger si "Kubes" (untung bukan kudis yaaak) hilang. Gue yakin dia rindu majikannya dan ingin kembali ke pangkuan majikannya.

Noura sang Penakhluk jalan Sidrotul Muntaha
dok. Pribadi
Cerita gue sama Noura enggak banyak. Tapi sama kaya Intan, gue selalu ingat ketangguhan gadis kemayu ini. Waktu itu gue kebagian survei ke daerah Sukaraja. Beuh jalan disana bro, udah berasa lagi tutorial meniti jembatan sidratul muntaha. Gue sampe nahan napas kalo udah ditanjakan karena takut motornya kejungkal kebelakang karena menanggung beban dosa gue. Dan kalo kebagian dapet jalan yang dibelah sungai nila (kaya foto diatas) biasanya gue berusaha enggak gerak banyak, takut motor oleh. Pokoknya jalan di daerah disitu paling cocok buat nyadarin orang yang banyak dosa kaya gue biar ngerasa lebih dekat dengan kematian.

Ya walaupun penuh penderitaan, gue ngerasa beruntung bisa dikasih kesempatan untuk menemukan "orang lain" dalam diri gue serta karakter sesungguhnya teman-teman yang enggak ditemuin ketika di kampus. Jaya terus buat tim Until Drop dan teman-teman dari tim 2 yang nggak kalah kompak dan kece (gue nggak mention nama kalian sekarang karena entar gue ceritain di sesi selanjutnya hehehe) !!!! Semoga kita sukses, selayaknya kesuksesan kita hingga detik terakhir ngumpulin 1500 kuesioner, teman-teman. Gue bukan apa-apanya tanpa support dari kalian semua! Sampai ketemu di next project yaaah ;)
November 03, 2017

Pengangguran Jadi korban Prospek Pengusaha Baru

by , in
Ilustrasi via Unsplash.com

Hai para skripsi fighter udah berapa butir nelen promag? Itu sakit beneran apa kehabisan bahan pangan yak? Ngerjain skripsi emang kewajiban, tapi ingat juga kesehatan. Laptop aja butuh chargeran, masa lo harus kerja disaat perut kosong. Dan rumah sakit juga hampir nggak ada tempat buat nampung penderitaan mahasiswa tingkat akhir kaya lo. Pokoknya kalian harus segera lulus biar kita bikin Asosiasi Pengangguran Terbuka Indonesia. Kalau perlu kita bikin partai biar Indonesia tau eksistensi pengangguran di bumi pertiwi ini.

Sekali lagi gue bilang, alhamdulillah gue masih memegang record menunggal plus pengangguran. Dan sekali lagi gue ceritain, meskipun sering dapet panggilan interview, ujung-ujungnya gue harus keselek kuku karena diperdaya perusahaan bodong. Rasanya gue pengen ngajak ustad yang sering ngasih pengajian di mushola desa Cadas Ngampar sekaligus minjem TOA fenomenal mesjid yang volumenya lebih dari 7 oktaf itu, cuma buat bilang 2 kata di depan para karyawan "ITUUUU NYAAAAAA!!!" Biar alis mereka merinding dan langsung tobat. Bisa-bisanya orang kaya mereka numpang hidup di negeri ini dan mencoreng merah-putih dengan akal busuknya. Nggak inget apa gimana susahnya bikin skripsi sampe tetanus dan beri-beri. Bayangkan betapa susahnya dulu pengorbanan orang tua supaya anaknya pinter, bahkan mereka hati-hati ngasih makanan biar enggak kemakan yang bisa menghambat pencernaan dan jalan pikiran, tapi nyatanya setelah pake toga otak anak kesayangan mereka tumpah ruah dan berceceran dimana-mana. Setelah tau uang dan bernafsu buat dapat lebih, mereka pun memperbudak kebodohan dan kepolosan manusia setipe gue dan menghalalkan segala cara asalkan dapet fulus. Kalo gue punya kantong doraemon, rasanya gue pengen nyamperin mereka ke masa lalu, trus gue jitak jidatnya sampe pesawat NASA bisa parkir disana. Sekalian gue juga mau bantuin biar di masa depan otak mereka enggak kesempitan sehingga bisa mikir lebih kreatif dan positif.

Meskipun jantung sering kejang-kejang mikirin status temporal saat ini, setidaknya gue bisa lebih sering ngumpul sama temen-temen. Dulu kalau ketemu, topik pembicaraan kami ya seputar mata kuliah atau apa gitu yang enggak jauh-jauh dari perkuliahan. Tapi sekarang pas udah lulus, jadi beda bray. Kalau nggak ditanyain kerja dimana, kapan mau ngundang atau digaji berapa? Mereka nggak tau apa, pertanyaan itu kaya tusukan gigi lagi nyolok cilok? Sakit tau nggak. Gue pernah kepikiran kalo ditanya kaya gitu gue pura-pura asma aja atau tiba-tiba step biar mereka berenti ngomong.
Disamping pertanyaan, sekarang gue juga lagi menghindari teman-teman yang lagi belajar ngeprospek orang. Maklum anak baru, jadi harus rajin-rajin ngajakin orang ikut jaringannya, beli produk atau pake jasa dia. Mereka nggak liat apa, demi bertahan hidup di rantau gue bela-belain makan gorengan selama sebulan ngikut si Vita. Untung pas ditawarin tiket pesawat air mata gue cuma ngumpul ngegemesin di ujung mata dan bon cabe gak tumpah ke hidung sampe akhirnya gue harus nangis pake ingus. Gue tahu mereka ngerasa gue kurang piknik dan homesick, tapi timingnya kenapa disaat gue terancam di phk jadi asisten salah satu dosen? Mau gue bayar pake apa? Pake ijazah, atau pake CV?

Gue punya temen, enggak deket sih tapi temen, enggak suka jalan sih tapi sering main. Dimata gue dia cewek berbahaya yang wajib dihindari karena setiap ngobrol selalu ujung-ujungnya modus prospek.  Gue pikir dia nanyain kapan pulang karena murni kasian sama temen yang udah menahun enggak pulang, eh pas gue jawab dia malah nawarin tiket pesawat terbang. Dan kemaren pas ketemu dia tiba-tiba nanya, "Eh bedaknya ketebelan enggak sih". Gue tau dia lagi modus, sebenernya gue pengen jawab Iya tau ketebelan, sama kaya lo pake tepung tapioka! biar prospeknya gagal meskipun sebenarnya bedak yang dimaksud enggak ketebelan sih. Untung dia temen gue, jadi gue jawab jujur aja Enggak kok biasa aja. Eh si Della enggak paham kode dia malah nanya,  Emang pake bedak apa? Dan tiba-tiba si ratu prospek” mengeluarkan umpan-umpan rayuannya. Jika dia sudah berbicara maka ujian itu menerpa hidup gue dan gue harus tabah menghadapinya sambil zikir untuk menghindari godaan belanja yang terkutuk. Dan pernah juga dia nyeritain bisnisnya, ditengah pembicaraan gue langsung bilang eh, ini nggak lagi prospek kan? Dia langsung senyum-senyum jahat gitu. Hedeuh!

Dalam cerita ini gue sengaja enggak publish nama doi takut dia buka lapak di blog ini dan prospekin pengunjung blog ini dengan usaha travelnya Rezki tour and travel. Yah kalo lo penasaran seberapa jago sih doi ngeprospekin orang, searching aja nama travelnya. Katanya sih doi jual tiket murah gitu, kalo lo nggak percaya coba beli. Tapi walau gimanapun gue salut sama dia. Disaat gue nyari kerja, dia buka lapangan kerja sendiri dan mempekerjakan orang. Orang-orang kaya gini yang besok bakalan di kejar-kejar wartawan SWA, the Economist, New York Times dan Forbes. Dan orang kaya gue cuma ngerame-ramein headline news setiap tanggal 20 Februari. Meskipun suka gedek dijadiin korban prospek pengusaha baru ini,  tapi ada banyak hal yang gue pelajari dari doi. Dalam menjalankan semua hal, lo harus yakin sama diri sendiri meskipun orang lain susah ngebedain antara ketulusan dan modus prospek hehe.
November 03, 2017

Hey, Kapan Mau Ngundang Kita Ke Wisuda?

by , in
source : unsplash.com

Oh ya seperti biasa mari kita sapa para skripsi fighter yang saat ini sedang melihara kantung mata biar keliatan begadang demi dedikasi mereka terhadap status mahasiswa akhir. Hai kalian, kapan ngundang kami ke wisudaan? Entar ditanya kapan nikah, gue takut di tebas pake mandau terbang. Ngomongin masalah skripsi, mahasiswa tingkat akhir sama problema revisiannya sama kayak membahas sisi kelam kehidupan mahasiswa. Apa coba skripsi, bikin temen gue ringkih bahkan mengerut kaya cengek dijemur. Mereka merayap bahkan ngesot sampai ke parkiran perusahaan atau bank biar para responden ngelirik kuesioner ditangannya. Tapi nyatanya apa, meskipun para responden tersebut merupakan sampel terbaik yang dihasilkan rumus slovin, mereka tidak tergoyahkan. Bahkan Isac Michael sekalipun tidak mampu meluluhkan perasaan sebagian para responden. Dan enggak cuma susah ngumpulin 30 respon,  sekarang pas di running ternyata data enggak reliabel atau enggak valid?? Oh my God! Gue jadi paham kenapa laptop mahasiswa akhir rata-rata engselnya pada rusak. Soalnya si laptop dijadiin samsak dan di jab berkali-kali. Guys!!!! Enggak masalah lo harus pake cara anti mainstrean kaya salto, kayang dari kosan ke kampus atau nangis sampai ngejerit dibawah shower sambil ngetik skripsi pake kaki, yang penting akhirnya skripsi lo kelar juga. Revisi itu biasa, dosen galak lagu lama, panas-dingin suasana sidang kaji lama yang dari jaman jebot juga dirasain oleh para pemimpin yang lagi tiduran di senayan. Mungkin mereka sampe sekarang masih ngantuk karena selama skripsian cuma tidur 1,2 detik perhari. Lo harus kuat mental buat nyelesain skripsi sekalipun habis itu tiba-tiba ambulance Rumah Sakit Jiwa parkir di depan kosan lo. Biar si Ongki (Film Kecil-Kecil Jadi Mantan, itu lhoh yang suaminye Rohaye) yang sampe bebini masih di kepit di ketek emaknya kaya dompet kondangan. Enggak apa-apa kok yang penting akhirnya lo ngundang gue ke wisuda. Mau gue bawain apa? CV, fotokopi KTP, amplop coklat? Tenang dirumah gue stoknya banyak. Asal lo jangan minta uang aja ke gue, perlu gue endorse lagi kalo gue pengangguran biar pas lo wisuda gue dipanggil kedepan dapet gelar “Summa Cumlaude” karena paling lama jadi pengangguran? Oke terus aja gitu, gue sumpahin juga skripsi lo cepet kelar biar jadi kenyataan sekalian.
Berada di puncak teratas status mahasiswa sering bikin mahasiswa kena depression disorder. Malah gue pernah baca artikel, ditemukan mahasiswa tewas gantung diri karena tak kuasa menanggung beban skripsi. Nih ya pesen Dosen gue bapak Mukhammad Yazid (Maaf pak lupa gelar), tugas akhir yang dinyatakan skripsi adalah tugas yang selesai. Jadi buat apa kalian bikin judul keren-keren tapi ujung-ujungnya nggak kelar. Tulislah apa yang kalian suka biar lebih enjoy mengerjakannya Menulis apa yang disukai bukan berarti sembarangan dong, entar malah dibuang lagi kaya kasus tempo hari, sebuah universitas ngebuang skripsi mahasiswanya.

Pesen gue sih, tenang aja ini bukan pesan terakhir kok. Soalnya gue bakal terus berpesan sampe lo ngasih undangan wisuda. Sering-sering aja ngumpul bareng teman sambil ngegadoin bon cabe atau gorengan kek buat diskusi. Barangkali temen lo bisa ngasih ide, tapi sabar aje kalo lebih banyak yang curhat ke lo daripada lo sendiri. Atau mungkin lo datengin dosen satu-satu sekalian nyakuin dosa selama kuliah. Siapa tau karena masih banyak salah lo jadi susah mikir. Habis minta maaf nah coba tanya pendapat beliau. Dosen lo bukan cuma dosen pembimbing guys. Selagi lo mahasiswa bahkan entar lulus dan beranak-pinak mereka semua yang ada dan menyinari kampus lo dengan ilmunya itu adalah dosen lo. Buka mata, buka hati dan ingat kebaikan-kebaikan mereka selama ini sehingga lo sadar betapa banyak dosen yang lo abaikan nasehatnya (lhah gue kayak training motivator yaak). Berhentilah mengeluhkan si ini dan si itu yang tidak bersalah. Lo harus ikutin jargon Pak Jokowi, “Kerja, kerja, kerja”. Jadi mulai sekarang logout semua akun sosmed lo, matiin paket sekalian kubur hp lo (gue sih ga segitunya sih hahaha) dan mulailah kerjain skripsi. Dan terakhir, lo bisa kan dateng ke rumah camer sambil bawa undangan ke wisuda. Siapa tau besoknya disuruh bikin undangan pernikahan anaknya, tapi bukan sama lo hahaha.
November 03, 2017

Fresh Graduate, Waspada Jebakan Perusahaan Siluman

by , in
Times
Ilustrasi by Unsplash.com
Seperti biasa, gue nggak akan pernah lelah buat nyapa para skripsi fighter  di dunia maupun di akhirat. Hai kalian, mau sampai kapan jadi pengangguran terselubung? Meskipun saat ini diantara kalian lagi jambak-jambakan kerudung biar paling awal semprop dan sebagian lagi nyabutin jambang teman biar ditunda sidang, gue yakin kalo suatu saat lo bakal ngerasain gimana rasanya dibilang “lulus” meskipun dibantai sampe badan mengkerut kehabisan keringat. Semangat ya, kaya gue yang selalu semangat meskipun udah ditolak kerja berkali-kali. Yang penting berusaha, selebihnya banyakin tobat aja biar jadi pemuda sholeh dan ketika lo berdoa malaikat pun ikut ngeaminin.

Kayaknya akhir-akhir ini pojok sastra agak bersarang laba-laba (tapi gak sebanyak pojok Artnya si mapita. Kayanya anak itu lagi ngumpulin mood dan keberanian buat ngeposting karyanya hehehe). Maklum ibunye lagi sibuk nyongkel rejeki di ibu kota. Enggak tau kenapa akhir-akhir ini gue lagi rajin aja ikutan jobfair dan ngasongin ijazah S1 ke berbagai perusahaan. Alhamdulillah sampai hari ini status gue udah nggak pengangguran lagi, tapi karyawan yang tertunda. hahaha. Sama kaya orang yang habis jalan-jalan, kali ini gue enggak cuma bawa CV nyisa tapi juga mau nyeritain pengalaman gue pas nyari kerja. 

Setelah sekian lama akhirnya gue sadar kenapa sampai saat ini bukan hanya menunggal, gue juga mesti pengangguran. Karena sering masukin lamaran ke perusahaan BUMN, gue harus kalah berebut pancingan dengan puluhan ribu pelamar yang berasal dari universitas favorit lainnya. Wajar aja kalo baru masuk meja administrasi, CV gue udah disingkirin karena nggak ada yang percaya di sentul ada kampus. Soalnya pas ditanya “kuliah dimana?”gue jawab Bogor malah dibilang IPB, gue bilang Sentul malah dibilang ngibul. Oke mumpung lagi inget, sekali lagi gue tegaskan bahwa selama empat tahun ini gue nggak pernah kuliah di sirkuit apalagi di jalan tol. Gue kuliah di kampus namanya STEI TAZKIA. Lokasinya dibelakang mesjid Andalusia, deket pasar Ahpoong dan Bellanova. Kalo masih nggak percaya dateng aja langsung dan sebut nama gue tiga kali, siapa tau ada yang kenal gue.

Biar nggak jadi pengangguran selamanya, gue memutuskan untuk berhenti sejenak menyasar perusahaan BUMN. Akhirnya gue download aplikasi lamaran kerja dan mengirimkan CV ke beberapa perusahaan yang saat itu membutuhkan lowongan kerja. Beberapa minggu kemudian akhirnya gue dapet  email panggilan interview. Biasanya sebelum wawancara kerja, gue selalu searching dulu profil perusahaan dan lokasi akurat alamat perusahaan, apalagi gue buta banget sama kota Jakarta. Bogor aja bikin gue sering nyasar, gimana kalo gue dicecerin kaya lembaran cepek di Jakarta. Bisa habis di oper sana-sini sampe lupa udah dimana.. Gue akhirnya searching berbagai informasi tentang perusahaan tersebut. Sumpah jantung gue ambruk ngebaca fakta tentang perusahaan itu. Ternyata alamat yang dicantunkan tidak ditemukan di peta. Setelah baca beberapa artikel ternyata perusahaan itu milik siluman. Lah kok bisa? Apa emang ada kali ya perusahaan alam gaib yang lagi pengen merektrut manusia gitu. Wah kayanya perusahan itu milik konglongmerat siluman. Gue sih mau aja kerja asal digaji dengan uang halal dan dikasih tempat kerja yang nyaman dan penuh cahaya iman dan islam. Tapi masalahnya jika digaji pake uang dan nyampe rumah berubah jadi daun? lhah piye? Tapi faktanya perusahaan siluman ini cuma akal-akalan manusia busuk (bau menyan sama bunga kamboja) yang pengen dapet duit dari hasil memeras para fresh graduate yang masih polos.

Bro, kerjaan bukan  kaya balapan F1 yang dilakukan Rio Haryanto sampe harus terburu-buru, tapi milih profesi yang tepat dan membuat kita nyaman dalam bekerja (ciyee pesan moral). Jadi buat lo yang senasib dengan gue, gak usah buru-buru deh biar dapet kerja kalo ujung-ujungnya lo cuma dijadiin darah segar para drakula perusahaan. Bukannya bisa nabung buat modal kawin, semua kekayaan lo malah ditilap orang yang nggak bertanggung jawab. Sebelum ngelamar kerja, alangkah lebih baik kalo lo searching dulu berbagai informasi tentang perusahaan tersebut. coba cek sejarah, integritas dan corporate image-nya. Karena nggak semua tempat kerja perfect, setidaknya dengan mengetahui informasi lebih dalam lo udah bisa ngebayangin “rumah kerja” lo.
November 03, 2017

Udah Berapa Kali Ke Tukang Print-Nan?

by , in
source : http://blog.unnes.ac.id

Kali ini gue males make mukadimah, tapi alangkah baiknya kita sapa sejenak para skripsi fighter di seluruh Indonesia, “Apa kabar sis-bro, udah berapa kali ke tukang print-nan?” Karena dikasih pertanyaan mainstream ‘skripsinya udah sampe BAB berapa?’, nanti yang ditanya buru-buru masuk WC buat membombardir mulut kloset. Dan pertanyaan ‘Revisian udah sampe mana?’ bikin yang ditanya muntah kertas penuh lukisan “ala cacing kremi” dosen pembimbing. Makanya gue ngasih pertanyaan yang anti mainstream. Karena sebagai alumni mahasiswa tingkat akhir gue tahu persis gimana rasanya bolak-balik ke tukang print-nan cuma karena typo satu kata dan dosen pembimbing ngotot sampe biji matanya loncat buat nyuruh revisian. Soalnya efek domino musibah revisian itu berimbas pada subtitusi dendeng batokok, gulai tunjang, ayam KFC dan telor ceplok menjadi promag di akhir bulan. Gue berharap semoga Vita nggak disuruh bolak-balik ke tukang print-nan karena gue gak tega aja ngeliat dia yang biasa makan gorengan sekarang cuma bisa ngumpulin cengek di plastik bekas gorengan buat makan nasi. 

Skripsi bukan hanya mengubah kebiasaan orang tapi bikin orang lupa diri. Gue lupa kalo gue jomblo dan Vita juga lupa jalan menuju warteg. Bahkan della juga lupa dengan misi-misinya untuk mengalahkan panda dan beruang di Farm Frezy. Bukan hanya kami bertiga, pada umumnya skripsi mengubah kebiasaan mahasiswa tingkat akhir di kampus. Semenjak tahu bahwa disamping menggunakan kuesioner dan data publikasi, data penelitian juga dapat diperoleh melalui metode observatif. Akhirnya disamping ngerjain skripsi, gue mengobservasi ‘pengaruh skripsi terhadap kebiasaan mahasiswa akhir’ menggunakan metode tatapan mata.Temen gue yang biasanya kaya tante-tante “lamborghini” sekelas syahrini mau kondangan, pas udah pada skripsian berubah jadi “gadiez biazza”. Alis yang biasanya kaya garis pinggir jalan tol, jadi kurang simetris karena nggak sempat dipenggarisin dulu. Ketebalan bedak mereka berkurang 1 mm, tapi cuma bibir yang masih sempet ditempelin lipstik biar nggak ketauan meriang karena bergadang. Temen gue yang biasanya ngampus ala-ala model hijab, kerudung dipelintir dan dijarumin sana sini sampe salah satunya nancep di ubun-ubun, ketika bikin skripsi udah nggak nyadar lagi kerudungnya mencong sana-sini, baju lecek bagian pantat karena keseringan duduk di perpus. Malah lebih kasian lagi teman gue yang imut dan lucu, Umi Malikhatun yang kehilangan berat badannya demi dapet gelar sarjana. Skripsi memang sukses meredupkan karisma teman-teman gue. 

Menurut gue skripsi phobia yang menjalari pikiran mahasiswa tingkat akhir perlu sedikit digeser. Skripsi emang butuh pengorbanan dan perjuangan, tapi jangan sampe lo harus kehilangan moment-momet indahnya. Karena cuma skripsi yang akhirnya bikin lo bisa bedain mana ayam goreng mana mie rasa ayam goreng, sampe sekalinya dapet ayam goreng lo harus sujud syukur berkali-kali. Momen skripsi juga bisa lo juga manfaatin buat ngeliat temen-temen yang selama ini suka ngebully, sekarang dibully balik skripsi “geus nyaho tah budak kumaha kejamna skripsi teh” (meski disaaat yang sama lo juga ngesara lebih di bully hehe).

Hampir semua teman bilang kalo gue adalah orang yang paling beruntung dalam proses pengerjaan skripsi karena bakat menulis karena gue bisa sidang di awal. Lhah kata siapa? Nggak mungkin kan gue harus nulis cerpen teenlit di skripsi gue? Malah sebelum direvisi Latar Belakang gue pernah dikatain Della mirip novel, meskipun nggak maksud. Untung waktu itu gue belum masukin kata “Syahdan kemudian” biar sekalian jadi hikayat dan pas sidang dosen penguji harus “mengganggu tidur” Sanoesi Pane buat nerjemahin skripsi gue. Jujur aja gue bisa sidang diawal karena pertama dosen pemimbing gue Pa Sutopo Baiknya luar biasa, selanjutnya tempat penelitiannya di kampus dan faktor lainnya karena pakai jurus ATM. Eiths masa iya gue beli skripsi di negara api, maksudnya amati, tiru dan modifikasi. Dan paling penting dari semuanya adalah jaga mood. Karena gampang bosan apalagi untuk sesuatu yang nggak gue banget, akhirnya gue nganggep ngerjain skripsi itu kaya lagi main game. Setiap bab adalalah level yang harus ditakhlukkan untuk mencapai garis finish. Atau kalau gue bosen bayangin main game, gue nganggep skripsi itu kaya lagi pedekate sama calon pacar (efek jomblo hahaha). Semua bahan bacaan itu strategi buat ngenal doi lebih dalem (ciyee jomblo terhina). 

Meskipun saat ini lo merasa kesulitan, apalagi kesulitan uang tapi please nggak usah minta ke gue karena pastinya gue bukan bank, banyakin usaha dan berdoa. Usaha buat minta lebih ke orang tua atau kalau malu dan merasa sudah gede maka bekerjalah! Seberat apapun tumpukan kertas revisian dan sesering apapun mengunjungi abang tukang print-nan, percayalah suatu saat lo bakal sarjana, tapi nggak tau kapan. Fighting yah buat yang lagi skripsi, kurangi makan gorengan biar gak tumbang saat ketemu dosen penguji (kode keras buat seseorang berinisial Vita #eh??). 
to be continued!
November 03, 2017

Belajar Memandang Dunia Lebih Luas Melalui 10 Negara Ini

by , in

Kali ini gue mau share sebuah artikel yang beberapa bulan lalu pernah gue kirimin sebagai materi lomba. Mungkin karena sifatnya terlalu mengkhayal dan terlalu menonjolkan esensi "kekonyolan", sehingga pihak penyelenggara membumi hanguskan imaginasi gue. (padahal gue udah berimaginasi dapet uang sekian juta dan langsung terbang ke Medeira).
Waktu itu gue diminta berimaginasi, jika diberi kesempatan untuk mengunjungi 10 negara, kemana aja gue bakal pergi. Tanpa harus mikir pake spasi akhirnya gue mendedikasi waktu selama 30 menit untuk sekedar curhat online biar diaminin pihak pengelenggara lomba. Saat itu gue lagi bener, jadi bahasanya ala-ala penyair gitu. Berikut kelanjutan artikelnya:

Semenjak kecil aku bercita-cita agar dapat melakukan perjalanan ke luar negeri, bahkan menempuh pendidikan di kawasan Eropa. Menyenangkan rasanya dapat hidup berdampingan dengan seorang yang berlainan ras, suku dan agama serta berkomunikasi menggunakan bahasa ibu mereka. Bukan hanya belajar memandang dunia lebih luas, namun aku juga bisa memperkenalkan identitas kenegaraan bahkan keagamaanku kepada penduduk bumi lainnya. Dalam 10 tahun kedepan, aku berharap sudah bisa mengujungi 10 negara berikut:

1. Mekkah



Karena terbiasa menonton Al-Qur’an TV, yaitu saluran yang menayangkan aktifitas ibadah kaum muslim dari seluruh dunia, suatu malam aku bermimpi. Dalam mimpi itu aku melihat diriku sekeluarga sedang memakai kain ihrom. Aku melihat cahaya iman terpancar dari wajahku melalui senyum yang sulit kudefenisikan. Semenjak saat itu aku bersemangat untuk mewujudkannya. Aku ingin pergi ke Baitullah untuk mencukupkan rukun Islamku.

2. Perancis


Selain ingin ngerujak bareng di pelataran Menara Eiffel bersama teman, aku juga ingin mengunjungi Ribeauville. Desa ini kerap dijadikan plot-plot kartun disney yang bernuansa istana sentris. Jika ada yang menyewakan karpet terbang, aku pasti akan menyewanya demi menyalurkan naluri “princess”ku. Disamping itu, aku juga ingin berkunjung ke “surga artistik” Flea Market dan berkunjung ke kebun anggur di daerah Bourdeaux untuk merasakan sensasi jus anggur cap “otot” kaki.

3. Trevi Fountain, Italia


Italia merupakan salah satu “kiblat” arsitektur dunia terutama baroque style-nya. Sebagai penikmat seni bangunan, aku ingin menyaksikan bangunan extravagant, dinamis dan romantis seperti Trevi Fountain. Jika diperbolehkan aku ingin memunguti koin sebanyak 3000 Euro yang dilemparkan setiap harinya oleh para wisatawan dan menyumbangkannya ke negara yang dilanda krisis kelaparan.

4. Medeira, Portugal


Belum sah rasanya menjadi penggemar Cristiano Ronaldo jika aku belum pernah ke kota kelahiran CR7, pulau Medeira. Selain berkunjung ke museum CR7 dan bergantung di Teleferico untuk menyaksikan keindahan pulau “musim semi”, aku ingin mampir sebentar ke rumah mahal CR7 untuk menyerahkan CV lamaran kerja, siapa tahu dia membutuhkan asisten pribadi.

5. Estadio Santiago Bernabeu, Spanyol


Jika aku ke Spanyol, tempat pertama yang ingin kukunjungi adalah Stadion Bernabeu. Aku ingin menyaksikan CR7 menggiring bola di lapangan hijau. Selain itu juga ingin mengumpulkan tanda tangan semua pemain tim favotiku di kaos yang sudah kubeli sebanyak 2 kodi dan setelah itu aku akan menjualnya untuk perjalanan selanjutnya.

6.  Shibuya Crossing, Jepang




Dari dahulu aku kagum dengan kedisiplinan orang Jepang terutama cara mereka berjalan. Katanya orang Jepang berjalan sangat cepat. Untuk membuktikan kecepatannya, aku ingin membaur diantara ribuan penduduk Tokyo dan merasakan arus silang penyebrangan Shibuya Crossing.

7.      Amerika


www.npr.org
Akibat terlalu menghayati drama korea “Love Story in Harvard”, waktu masih bocah aku bercita-cita untuk menjadi mahasiswa jurusan hukum di Harvard University. Meskipun akhirnya tidak terwujud, aku masih berharap bisa melewati patung John Harvard dan menggetarkan salah satu ruangan kelas dengan suara lantangku untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswanya.
8.  Inggris

Anak kampung yang lahir dan besar di daerah tropis sepertiku pasti excited banget melihat salju. Jika nanti ke Inggris aku ingin mengabadikan suasana memucat kota London di pinggir Thames River sembari menyeruput coklat panas.

9. Incheon, Korea Selatan


Jika ke Korea Selatan, aku ingin  berkunjung ke Songdo Central Park untuk bertemu Daehan, Mingguk dan Manse. Dan kemudian menikmati hidangan seafood di Jeju Island. Selain itu, keinginan terselubungku mengunjungi Korea Selatan adalah untuk membuka bisnis sendal jepit.

10. Zurich, Swiss


Ketika ke Swiss aku ingin melihat keindahan menara Gothic dan menelusuri bangunan kuno di kota bersejarah, Zurich. Mencicipi salju abadi pegunungan Alpen dan yang tidak kalah terpenting adalah menikmati coklat “mendunia” Zurich.
Seorang guru pernah berpesan bahwa berhati-hatilah dengan mimpi yang kita tuliskan hari ini. Aku berharap 10 mimpi yang kuliskan hari ini menjadi kenyataan.


Meskipun terlihat konyol dan main-main, gue berharap setiap membaca mimpi gue lo semua mengaminkan. Semoga gue enggak cuma menghirup udara Indonesia dan berkesah seputar orang Indonesia kaya Vita dan Della doang, amiin hehe

 

November 03, 2017

Aku Bangga Padamu Masa Depanku

by , in

Teruntuk diriku di Lima Tahun Mendatang.

Assalamualaikum, bagaimana kabarmu? Aku berharap engkau diberikan kesehatan yang baik dan diberikan banyak kemudahan dibalik sebuah kesulitanmu. Hari ini ketika aku menuliskan surat ini kepadamu, mungkin aku masih belum menjadi siapa-siapa. Namun percayalah, hingga detik ini semangatku untuk menjadikanmu matahari di kerajaan bintang terus berdenyut di nadiku. Aku bukan hanya sekedar bercahaya, namun akan membuatmu bersinar bagi cahaya sekitarmu.  Teruntuk diriku lima tahun mendatang, tolong pinjamkan tanganmu untuk sinar yang menyilaukan mataku. Entah mengapa sinar yang memancar dari dirimu membuatku merasa  kita bukan orang yang sama.
Pertama-tama aku ingin mengucapkan selamat karena kamu akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan pasca sarjanamu di kampus yang selama ini kamu idamkan. Dan lihatlah seragammu kerjamu itu, aku yakin semua orang juga ingin mengenakannya. Aku rasa kamu sangat pantas mengenakannya karena tahu betapa tidak mudahnya memperjuangkannya. Saking bahagianya, kamu langsung mengirimkan fotomu mengenakan seragam tersebut ke kampung halaman agar orang tuamu bangga melihat anak tercintanya ini akhirnya memiliki seragam kerja. Itulah mengapa sebabnya aku bangga padamu wahai masa depanku.
Sepertinya hidupmu bahagia dan dipenuhi cinta serta kasih sayang. Aku senang jika engkau menyukai kehidupanmu yang sekarang karena satu persatu cita-citamu terwujud. Kamu berhasil membawa mimpimu pergi ke tanah suci bersama keluarga ke dunia yang sebenarnya. Dan tidak akan lama lagi bukumu juga akan diterbitkan. Dan siapa bocah-bocah lucu yang memanggilmu bunda? Mereka anak yang cerdas dan menggemaskan. Sekilas mereka terlihat seperti kita masih bocah. Dari tadi aku juga bertanya-tanya siapa pria bersahaja yang setia duduk mendampingimu. Sepertinya ia sosok pemimpin yang penyabar dan penuh pengertian, diakah suamimu? Tentu saja karena bocah-bocah itu memanggilnya ayah.
.Wahai diriku lima tahun ke depan, terima kasih atas pengertian dan kesabaranmu atas perjuangan serta cucuran keringat yang kukeluarkan hari ini demi kebahagiaan kita. Meski kita tidak pernah menangis bersama, aku yakin engkau akan mengingat betapa tidak mudahnya meraih kesuksesan ini. Ada aral dan ranjau yang mesti melukai telapak kaki ini. Meski kini engkau sudah mendapatkan segalanya, aku berharap engkau tidak pernah berubah. Tetaplah menjadi wanita yang baik tuturnya, sopan tingkahnya dan taat ibadahnya. Jangan pernah berhenti untuk menebarkan kebaikan sekecil apapun itu. Karena boleh jadi apa yang kamu dapatkan hari ini adalah berkat doa dari orang-orang yang pernah kau tolong dan dihibur hatinya. Disamping itu, meski sesibuk apapun dirimu dan betapa jauhnya tempat tinggalmu saat ini, jangan lupa untuk mengunjungi orang tua kita di kampung halaman. Karena tanpa doa dan restunya kita bukanlah siapa-siapa. Mungkin ketika engkau menemukan tulisan ini, aku sudah tiada karena aku adalah dirimu yang sekarang. Maka biarkan semangat dan harapan yang sama ini mempertemukanku denganmu dimasa mendatang. Teruslah mewujudkan berbagai PR yang kutuliskan hari ini untukmu. Semoga kita bisa mewujudkannya bersama-sama. Sampai jumpa pada lima tahun yang akan datang.

Salam Rindu dan sayang dari dirimu lima tahun silam.

Artikel di atas pernah gue kirimin buat materi lomba. Tapi penerbit kayanya masih sungkan buat bikin karya gue go public, atau karena tulisannya masih culun kaya anak baru ospek dikasih seragam putih-hitam. Nggak apa-apa, mayaan buat portofolio hehe

October 24, 2016

Kebahagiaan Tak Bersyarat

by , in

Langit cerah diluar ruangan ini mengingatkanku senyum indah yang dahulu senantiasa melayang ke udara. Senyum yang membuat jantungku berdetak sempurna. Sejenak kupejam kedua mata ini, kenangan masa itupun singgah dalam ingatanku. "hahaha" "hahaha" suara tawa pecah seakan dapat kudengar dengan kedua telinga, seolah seperti sedang mendengar nyanyian Surga. Tawa itu seakan mengangkatku hingga semua beban dipundak bergelinciran. Karena dahulu senyum dan tawa hadir dengan cara sederhana untuk menghadirkan kebahagiaan yang tak bersyarat.
Kedua tangan ini merangkul ruang hampa di depanku. Andai ini bukan sebuah ingatan  bolehkah kukatakan, 'aku merindukan kalian, dan kenangan yang kita ukir di ruangan ini. Aku merindukan senyum yang selalu menghangatkan kita dari dinginnya hembus angin malam.' Meski raga yang kusentuh nyatanya hanya  kenangan, namun bayangan senyum itu tidak mengurangi kehangatan hatiku. Semakin dalam membayangkan, jiwaku terasa semakin tentram.
Namun sepertinya masa depan menuntun terlalu jauh sehingga kita berjarak dalam kenangan dan waktu. Langkahku gentar "Biarkan aku berbalik! Biarkan kujemput kembali kenangan yang jauh tertinggal!" pekikku. Aku ingin membawanya bersama kisahku sampai akhirnya aku mulai lupa jalan menuju pulang. Biar yang kuingat dari dunia ini hanya kebahagiaan  sampai tidak ada lagi tetes tangis meresahkan hatiku. 
Jangan biarkan kenangan itu tinggal bersamamu, biarkan aku bawa sedikit untuk kuceritakan pada mereka bahwa kehidupan dunia tidak senestapa bara api yang membakar mereka. Dunia yang mereka takuti tidak sekejam yang kualami.
Ketika kedua mataku terbuka kembali, sinar mentari menyambutku hangat dengan senyum cerianya seperti orang tua yang menyambut kelahiran seorang anak. Aku dapat merasakan cahayanya mengusap kedua pipiku. "Aku adalah kenangan esok yang akan menghangatkanmu sebagaimana  senyum sahabat yang menjadi kenangan terindahmu. Hiduplah menjadi manusia yang berbahagia dan penuh cinta hari ini esok dan selamanya"